Kriptografi dapat dimaknai sebagai
kajian untuk melindungi data dengan menggunakan sejumlah teknik penyembunyian
rahasia data berupa kunci rahasia untuk digunakan dalam proses enchipering
data. Dengan maksud bahwa hanya orang
yang ber-hak-lah yang dapat membaca data yang dilindungi tersebut, dengan
melakukan proses deciphering data terhadap data yang dikirimkan. Dalam
kriptografi dikenal proses enkripsi (enchipering data) dan dekripsi
(dechipering data), yang analogi dengan proses modulasi dan demodulasi pada
proses transmisi sinyal informasi pada sistem telekomunikasi. Namun enkripsi
dan dekripsi lebih dikhususkan untuk melindungi data yang dikirimkan sebelum
ditransmisikan oleh transceiver.
|
|
Tujuan
|
|
1.
Memahami yang dimaksud kriptografi
2.
Memahami proses enkripsi dan dekripsi
3.
Dapat menggunakan algoritma penyembunyian data yang
sederhana
4.
Mengetahui beberapa contoh teknik kriptografi
|
6.1 Pengantar Kriptografi
Ilmu yang ditujukan untuk mempelajari dan melakukan eksplorasi seputar
keamanan pengiriman sebuah pesan (message).Sedangkan praktisi yang
menggunakannya sering disebut dengan kriptografer (cryptographer).
Gambar 6.1 Skema
Sistem Kriptografi
Misalkan pada dimodelkan pada sebuah fungsi matematika:
Plaintext : x
Algoritma : tambahkan x dengan bilangan 13
Key : f(x)
Ciphertext : (x+13)
Kriptografi berasal dari kata cryptography yang diadopsi dari bahasa
Yunani untuk merujuk kepada “secret-writing”. Jadi bisa disimpulkan kriptografi
adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik, biasanya berdasar pada matematika,
yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, integritas
data, serta otentikasi.
Umumnya digunakan terutama dalam bidang pertahanan dan keamanan.
Juga banyak diaplikasikan untuk segala aktivitas yang berhubungan dengan
Teknologi Informasi, dengan dasar pengembangannya menggunakan model matematika.
Elemen-elemen Sistem Kriptografi adalah:
-
Plaintext: yakni pesan sumber yang sediakalanya
pertama sekali dibuat oleh user; dapat dibaca oleh orang umumnya.
-
Ciphertext: ini adalah bentuk setelah pesan dalam plaintext
telah diubah bentuknya menjadi lebih aman dan tidak dapat dibaca. Proses
mengubah plaintext menjadi ciphertext disebut encryption (enciphering),
dan proses membalikkannya kembali disebut decryption (deciphering).
-
Cryptographic algorithm: yaitu mekanisme/tahapan yang digunakan
berdasar operasi matematika untuk mengubah plaintext menjadi ciphertext.
Gambar 6.3 Skema
Proses Enkripsi dan Dekripsi
Key: yakni kunci yang digunakan berdasar pada cryptographic
algorithm untuk melakukan proses enkripsi dan dekripsi kepada pesan yang
dikirimkan. Ini mengartikan bahwa hanya user
yang memiliki key saja yang dapat men-decrypt sebuah pesan dalam
bentuk ciphertext.
Pada sistem kriptografi yang handal bisa melewatkan sebuah pesan dalam
bentuk ciphertext pada sebuah kanal yang belum tentu aman.
Ada tiga aspek untuk melindungi sebuah pesan yang ingin dikirimkan, yaitu
dengan memberi lapisan keamanan pada sisi: pengirim, penerima, dan kanal yang
digunakan untuk media pengiriman.
Kesimpulannya, sistem kriprografi (cryptosystem) adalah interaksi
diantara elemen-elemen sistem yang terdiri dari: algoritma kriptografi, plaintext,
ciphertext, dan kunci untuk menghasilkan bentuk baru dari perubahan
bentuk sebelumnya.Orang yang berusaha untuk melakukan penyadapan atau
pembongkaran disebut dengan penyadap (eavesdropper) atau intruder.
Bidang-bidang yang biasanya mengaplikasikan kriptografi seperti:
-
proses pengiriman data melalui kanal komunikasi (kanal
suara atau kanal data).
-
mekanisme penyimpanan data ke dalam disk-storage.
Gambar 6.4 Skema
Implementasi Kriptografi
Gambar 6.5 Implementasi
Kriptografi pada image
Tujuan Kriptografi secara umum adalah:
·
Menjaga kerahasiaan (confidentiality) pesan.
·
Keabsahan pengirim (user authentication).
·
Keaslian pesan (message authentication).
·
Anti-penyangkalan (non-repudiation).
Jika disimbolkan:
P = plaintext
C = chipertext
maka:
Fungsi pemetaan P , C disebut E
(encryption), sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:
E(P) = C
Fungsi pemetaan C , P disebut D
(decryption), sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:
D(C) = P
Kekuatan sebuah sistem kriptografi terletak pada hal yaitu: semakin banyak
usaha yang diperlukan, untuk membongkar sebuah cryptosystems, maka semakin lama
waktu yang dibutuhkan; sehingga semakin kuat algoritma kriptografi yang
digunakan, artinya semakin aman digunakan untuk menyandikan pesan.
Sebuah algoritma cryptography bersifat restricted, apabila kekuatan
kriptografi-nya ditentukan dengan menjaga kerahasiaan algoritma tersebut.
6.2 Cryptanalysis dan cryptology
Hubungan antara cryptanalysis dan cryptology dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Cryptanalysis adalah cara
yang digunakan untuk memecahkan chipertext menjadi plaintext tanpa mengetahui
kunci (key) yang sebenarnya. User
yang melakukannya disebut cryptanalyst.
Cryptology adalah studi
yang dilakukan untuk mempelajari segala bentuk tentang cryptography dan
cryptanalysis.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
Persamaan cryptography dan cryptanalysis yaitu: mengeksplorasi bagaimana
proses menerjemahkan ciphertext menjadi
plaintext.
Sedangkan perbedaan cryptography dan cryptanalysis yaitu:
-
Cryptography bekerja secara legal berdasar proses
legitimasi sebagaimana mestinya (yakni pengirim atau penerima pesan).
-
Cryptanalysis bekerja secara ilegal karena dilakukan
dengan cara menyadap untuk memungkin yang tidak berhak mengakses informasi.
6.3 Enkripsi dan Dekripsi
Fakta sejarah penggunaan kriptografi:
Tentara Yunani pada perang di Sparta (400SM) menggunakan scytale,
yakni pita panjang dari daun papyrus +
sebatang silinder, yang digunakan sebagai alat untuk mengirimkan pesan
rahasia perihal strategi perang.
Gambar 6.6 Skema Scytale
Mekanisme pemakaiannya sebagai berikut:
Plaintext ditulis secara horisontal (yakni baris per
baris). Jika pita dilepas, maka huruf-huruf pada pita telah tersusun membentuk
pesan rahasia (ciphertext). Sehingga agar penerima bisa membaca pesan
tersebut, maka pita dililitkan kembali menggunakan silinder yang diameternya
sama dengan diameter silinder si pengirim.
6.4 Kriptografi dengan menggunakan Key (K)
Saat ini algoritma bersifat restricted tidak lagi banyak digunakan;
dengan alasan tidak cocok dalam penggunaan pada karakter open-systems.
Pada lingkungan dengan karakter open-systems, kekuatan algoritma cryptograpy-nya
terletak pada key yang digunakan, yakni berupa deretan karakter atau
bilangan bulat.
Dengan menggunakan key (K), fungsi enkripsi dan dekripsi
berubah menjadi:
EK(P) = C , untuk enkripsi
DK(C) = P , untuk dekripsi
dan ekivalen menjadi:
DK(EK(P)) = P
Gambar 6.7 Skema
Proses Enkripsi dan Dekripsi dengan K
6.4.1 Kriptografi Simetris
Pada Key (K) berlaku sebagai berikut:
Apabila kunci (K) enkripsi sama dengan kunci dekripsi, maka sistem
kriptografi-nya disebut sistem simetris (sistem konvensional); dan algoritma
kriptografi-nya disebut dengan algoritma simetri atau algoritma konvensional.
Contohnya: Algoritma DES (Data
Encyption Standard).
Pada kriptografi simetris, K yang sama digunakan untuk enkripsi dan
dekripsi pesan seperti ditunjukkan pada skema berikut ini:
Gambar 6.8 Kriptografi
Simetris
Kelebihan algoritma simetris:
·
Kecepatan operasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan algoritma
asimetris.
·
Karena kecepatan operasinya yang cukup tinggi, maka dapat
digunakan pada sistem real-time.
Kelemahan algoritma simetris:
·
Untuk tiap pengiriman pesan dengan user yang
berbeda dibutuhkan kunci yang berbeda juga, sehingga akan terjadi kesulitan
dalam manajemen kunci tersebut.
·
Permasalahan dalam pengiriman kunci itu sendiri yang
disebut "key distribution problem".
6.4.2 Kritografi Nirsimetris
Pada Key (K) berlaku sebagai berikut:
Apabila kunci (K) enkripsi tidak sama dengan kunci dekripsi, maka
sistem kriptografi-nya disebut sistem
asimetris atau sistem kunci-publik; dan algoritma kriptografi-nya
disebut dengan algoritma nirsimetri atau algoritma kunci-publik.
Contohnya: Algoritma RSA (Rivest-Shamir-Adleman)
Pada algoritma asimetris, digunakan 2 kunci, Key (K), dimana
berlaku sebagai berikut:
Algoritma ini menggunakan dua kunci yakni kunci publik (public-key),
umumnya digunakan sebagai kunci enkripsi; dan kunci privat (private-key)
yang umumnya digunakan sebagai kunci dekripsi. Kunci publik disebarkan secara
umum sedangkan kunci privat disimpan secara rahasia oleh user.Walaupun
kunci publik telah diketahui namun akan sangat sukar mengetahui kunci privat
yang digunakan
Pada kriptografi asimetris, K1 digunakan untuk enkripsi plaintext
dan K2 digunakan untuk dekripsi ciphertext seperti ditunjukkan sebagai
berikut:
Kelebihan algoritma asimetris:
·
Masalah keamanan pada distribusi kunci dapat lebih baik.
·
Masalah manajemen kunci yang lebih baik karena jumlah
kunci yang lebih sedikit.
Kelemahan algoritma asimetris:
·
Kecepatan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
algoritma simetris.
·
Untuk
tingkat keamanan sama,
kunci yang digunakan
lebih panjang dibandingkan
dengan algoritma simetris.
Klasifikasi algoritma kriptografi berdasar panjang data digunakan dalam
sekali proses:
-
Algoritma block cipher : Informasi/data yang hendak
dikirim dalam bentuk blok-blok besar (misal 64-bit) dimana blok-blok ini
dioperasikan dengan fungsi enkripsi yang sama dan akan menghasilkan informasi rahasia
dalam blok-blok yang berukuran sama juga. Contoh: RC4, Seal, A5, Oryx.
-
Algoritma stream
cipher : Informasi/data yang hendak dikirim dioperasikan dalam bentuk
blok-blok yang lebih kecil (byte atau bit), biasanya satu karakter per-satuan
waktu proses, menggunakan tranformasi enkripsi yang berubah setiap waktu.
Contohnya: Blowfish, DES, Gost, Idea, RC5, Safer, Square, Twofish, RC6, Loki97.
Sebuah algoritma kriptografi dikatakan aman (computationally secure)
bila memenuhi tiga kriteria berikut:
-
Persamaan matematis yang menggambarkan operasi algoritma
kriptografi sangat kompleks sehingga algoritma tidak mungkin dipecahkan secara
analitik.
-
Biaya untuk memecahkan ciphertext melampaui nilai
informasi yang terkandung di dalam ciphertext tersebut.
- Waktu yang
diperlukan untuk memecahkan ciphertext melampaui lamanya waktu informasi
tersebut harus dijaga kerahasiaannya.
Salah satu contoh teknik public key cryptography (Kriptografi
Asimetris ) yang saat ini digunakan untuk transaksi elektronis dunia maya (internet)
adalah digital signature. Prinsip utama digital signature adalah
terletak labelling unik subscriber pada akhir form
transaksi yang disepakati olehnya untuk dikirimkan. Tujuan digital signature
ini untuk memastikan identitas seseorang atau labelling untuk
copyright sebuah produk (software maupun hardware). Untuk
proses enkripsi digunakan kunci privat, sedangkan untuk proses dekripsi-nya
menggunakan kunci publik.
Gambar 6.9 Kriptografi
Asimetris untuk jenis Digital Signature
Sumber :
Jaringan Komputer –
Budi Susanto, S. Kom.
Sistem
Keamanan Jaringan Komputer - Kukuh Wisnu prayogo
Dasar
Keamanan Jaringan - Tim DosenJaringanKomputer: SW-AP-AJ
Keamanan
Jaringan Nirkabel - Baso Maruddani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar